Jakarta - Dua fenomena angkasa akan terjadi pada akhir tahun 2010. Hujan meteor dan gerhana bulan total akan menyertai hari-hari penduduk Bumi menjelang pergantian tahun.
Hujan meteor yang terjadi pada Desember ini adalah hujan meteor Geminid. Puncak hujan meteor sebenarnya terjadi pada siang ini. "Tadi malam dan nanti malam, masih bisa disaksikan," kata Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Thomas Jamaluddin pada (13/12/2010).
Hujan meteor itu berasal dari asteroid Phaenton. Asteroid merupakan kepala komet yang
sudah habis debu-debunya, sehingga yang tersisa hanya intinya berupa batu dengan
diameter sekitar 5 kilometer.
Meteor shower ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Jamaluddin bahkan menyarankan agar fenomena ini dilihat dengan mata telanjang ketimbang memakai teleskop. Sebab bila
menggunakan teleskop maka medan pandang menjadi sempit.
"Kita bisa melihatnya ke arah utara sampai barat laut pada sesudah tengah malam hingga menjelang subuh. Ini tergolong sedang karena jumlah meteornya antara belasan sampai 20 meteor per jam," terang pria berkacamata ini.
Anda tertarik menyaksikannya? Bila iya, tengah malam nanti menghadaplah ke arah utara
sampai barat laut. Carilah rasi bintang Gemini, karena hujan meteor ini seolah muncul
dari gugus bintang tersebut.
Fenomena ini akan terlihat bila cuaca cerah dan tidak berawan, jauh dari polusi cahaya
(Anda bisa mematikan lampu di sekeliling atau dilihat dari luar kota) dan medan pandang
tidak terhambat pohon maupun bangunan. Jika tengah malam nanti Anda melewatkannya, jangan khawatir. Karena hujan meteor Geminids adalah fenomena tahunan.
"Ini setiap tahun terjadi. Kalau untuk melihatnya sekarang ini agak terganggu bulan
separuh. Cahaya bulan cukup mengganggu meski potensi untuk melihat masih mungkin,"
sambung alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.
Puncak hujan meteor Geminids, menurutnya terjadi pergeseran. Dulu puncaknya terjadi pada 12 Desember, namun sekarang terjadi pada 13-14 Desember. Hal ini dikarenakan debu asteroid yang dulunya adalah komet itu tidaklah diam. Debu berada di lintasan orbit dan mengorbit matahari. Saat hujan meteor terjadi, terkadang terlihat meteor berekor
berwarna yang indah, ada yang kuning, hijau, atau kebiruan.
"Hujan meteor ini tampak seperti bintang jatuh atau berpindah, ada yang ke atas, bawah, atau seperti bergeser ke kanan atau kiri. Seperti kembang api, karena sewaktu-waktu terlontar ke atas. Tapi hanya beberapa detik, karena sebentar saja habis terbakar dan karenanya tidak terlihat lagi," jelas Jamaluddin.
Fenomena lain di akhir tahun ini adalah gerhana bulan yang terjadi pada 21 Desember.
Sayangnya peristiwa ini tidak akan bisa dilihat di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Pada saat gerhana bulan terjadi, di Indonesia (bulan) belum terbit karena masih sore.
Di Sumatera mungkin bisa terlihat di bagian akhirnya. Yang bisa melihat penuh di Asia
Barat, Timur Tengah dan Afrika," terang Jamaluddin.
Sedangkan gerhana matahari akan menyambut tahun baru 2011. Sebab pada 4 Januari,
fenomena alam itu akan terjadi. Gerhana yang terjadi merupakan gerhana matahari
sebagian.
"Wilayah Timur Tengah dan Asia Barat bisa melihat. 2 Minggu setelah gerhana bulan atau 2 minggu sesudahnya biasanya ada gerhana matahari," tutup dosen tidak tetap IAIN Semarang ini.
Monday, December 13, 2010
Hujan Meteor & Gerhana Di Akhir Tahun 2010
Posted by Hady's Blog on Monday, December 13, 2010
0 comments:
Post a Comment